Sabar, setiap penyakit ada obatnya

|
Sabar bukan berarti pasrah dengan penyakit yang mendera tanpa menempuh langkah-langkah untuk membebaskan diri dari penyakit tersebut. Setiap orang dituntut untuk mencari jalan keluar, berobat, serta tetap berdoa memohon kesembuhan kepada Allah SWT.

Dalam Musnad Imam Ahmad, Usamah bin Syuraik radhiyallahu ’anhu bercerita bahwa sekali waktu dirinya pernah duduk bersama Rasulullah saw, tiba-tiba datanglah beberapa orang lelaki badui. Mereka bertanya, ”Apakah kami boleh berobat?” Beliau menjawab, ”Betul, wahai para hamba Allah, berobatlah kalian! Karena setiap kali Allah menciptakan penyakit, pasti Allah juga menciptakan obatnya, kecuali satu penyakit.” Mereka kemudian bertanya, ”Penyakit apa itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, ”Lanjut usia.”

Pada riwayat lain beliau mengatakan, ”Setiap kali Allah menurunkan penyakit, Allah pasti menurunkan penyembuhnya. Hanya ada orang yang mengetahuinya dan ada yang tidak mengetahuinya.” (HR. An-Nasai, Ibnu Majah, Al-Hakim dan Ibnu Hibban, dari Abu Mas’ud secara Marfu’)

Demikianlah Rasulullah saw menunujukkan jalan terbaik kepada umatnya. Beliau tak membiarkan umatnya tinggal duduk berpangku tangan tanpa mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapinya.

Abu Khuzamah juga menceritakan, sebagaimana disebutkan dalam Musnad Imam Ahmad dan As-Sunan, bahwa sekali waktu dia datang kepada Rasulullah saw lalu bertanya, ”Wahai Rasulullah, apakah engkau membolehkan kami melakukan ruqyah (pengobatan dengan Al-Qur’an) atau melakukan pengobatan dengan suatu obat, atau melakukan penangkalan penyakit? Apakah yang demikian itu termasuk menolak takdir Allah SWT?”

Apa jawab Rasulullah saw? Beliau menjawab, ”Justeru semua itu adalah takdir Allah.” Ya, sakit yang menimpa kita adalah takdir Allah SWT. Tetapi, kesembuhan juga takdir Allah SWT.

Ketika Rasulullah saw ditimpa sakit, pada akhir hayatnya, beliau membaca beberapa ayat al-muawwidzat kemudian meniup tangannya lalu mengusapkannya ke badannya. Ketika sakit beliau bertambah parah, Aisyah radhiyallahu ’anhu yang membacakan padanya al-mu’awwidzat lalu meraih tangan beliau kemudian mengusapkannya ke badan Rasulullah saw. Rasulullah saw melakukan sebagai salah satu cara untuk mengobati dirinya dengan harapan Allah SWT menyembuhkannya.

Dalam beberapa buku literatur Islam diuraikan beberapa cara pengobatan yang telah diajarkan rasulullah saw. Seperti berobat dengan ruqyah (membacakan ayat-ayat Al-Qur`an, dzikir-dzikir dan do’a-do’a yang ma’tsur), berobat dengan bekam, berobat dengan menggunakan air putih, madu, habbatussauda’ (jintan hitam), dan sebagainya.

M. Yusuf Shandy, Lc.

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...